CONTOH PENGETIKAN DAN PETIKAN NASKAH REALIS

CONTOH PENGETIKAN DAN PETIKAN NASKAH REALIS

JUDUL “HARAM”
KARYA GT SASMITA

BABAK 5
PELAKU     : ROSA, SETAN PEMBAWA BAYI
LATAR      : Sebuah tempat pengasingan
SINOPSIS   :Rosa hamil dalam kondisi strees-hingga melahirkan

      Dalam kegalauan pikiran yang luar biasa, beban teramat berat dan aib yang begitu getir dirasakan Rosa. Kehamilan yang tak pernah diharapkan dating setelah usaha Rosa mencari ayahnya gagal dan Rosa terjerumus dalam jalan begitu gelap. Rosa begitu menyesali keadaannya dan berusaha berontak pada dirinya sendiri

ROSA        : (dalam kondisi kejiwaan yang mulai terganggu, menghimpit makanan, memakannya, sedikit disertai senyuman kosong-tertawa dan berteriak sambil menangis memanggil ibunya) “Ma… kenapa harus aku?! Kenapa harus aku yang merasakan masa lalumu yang pahit itu?-hanya untuk menemukan priya penananm benih dalam rahim mu?! Aku ma? Aku! Rosa anakmu…!(tertawa-merasakan sakit pada perutnya, kesakitan dan meronta ronta)Aucch… perutku? Perutku sakit? Perutku… (teriak) Perutku? Aaaaacchhhh perutku sakit!!

Musik meninggi mengiringi datangnya sesosok roh jahat meneari-nari seolah menunjukan dan menukar bayi yang di kandung Rosa dengan bayi haram atas perbuatan Rosa sebelumnya.

BABAK 6
PELAKU     : ROSA, IBU MUDA
LATAR : Sebuah tempat pengasingan
SINOPSIS    : Rosa merawat bayinya, ibu muda berusaha mengadopsi
      Beban mental yang dialami Rosa, tidak membuat Rosa kehilangan kasih saying terhadap buah hatinya. Ia merawat dengan penuh kasih sayang.

ROSA        : “Nang ning ning nang ning nung… nang ning nung ning nang ning nung… duuuh anakku... besok jangan seperti ibu ya? Kamu harus lebih pinter dari pada ibu? Si putli putli cantik ini namanya siapa? (mendekatkan bayinya-seolah mendengarkan bayinya bicara) Apa? Namanya siapa? (raut muka berubah sedih,seperti mengdengarkan sesuatu) namanya Suci? (duduk di suatu tempat-kembali Nampak gila)Suci… namanya Suci…? (berdiri pindah ke tempat lain) Nggak…! Tidak boleh. Kamu tidak boleh memakai nama itu nak? Tidak boleh! (tersentak seolah bayinya menangis) Cup cup cup… anak ibu yang cantik? Jangan nangis ya? Ibu juga suka dengan nama itu? Suci kan? (raut muka berubah senang,tetap gila, mengelilingi panggung) Suci… Namanya suci. (tertawa) Namanya bagus. (Diam sejenak) Adek haus ya? Mau minum susu? Tapi minumnya jangan di sini. Nanti kalau minumnya di sini, minumya adek nyar di ambil orang lho? Sekarang kita harus cari tempat dek? Yang aman. (mencari-mengeliingi, mencari tempat yang aman) Di mana ya dek tempat yang aman? (menemukan tepatnya) Nah… di situ dek? Aman. (Rosa menyusui anknya)”

      Ditengah Rosa menyusui, Rosa merasa lapar, kemudian menemukan sisa makanan yang telah dibuang. R  osa memungutnya dan segera memakannya. Bayinya menangis seolah menginginkan maknan yang di makan oleh ibunya. Rosa menawarkannya dan mengunyahkannya sampai lembut sebelum kemudian Rosa menyupkan makanan yang telah dikunyaknya pada Suci anaknya.

“Adek kok lhat ibu terus? Mau? Ini namanya Roti… masih enak dek? Sebentar ya? (mengunyahkan-menyuapkan) Nah sekarang sudah kenyang kan? Jangan nangis lagi ya? Aduuuuuuh anak ibu? (tiba-tiba Rosa merasakan ada seseorang yang datang)Sssssssst. Dek? Ada orang. Kita harus hati-hati. Minumnya dilanjutkan nanti saja ya dek?

      Muncul Ibu muda yang bermaksud untuk merebut Suci dengan tujuan ingin mengadopsi. Akan tetapi Rosa tidak mengijinkannya.

IBU MUDA    : (sedikit ketakutan)“ Anaknya cantik ya? Namanya siapa? ”
ROSA        : (marah) “Kamu siapa?! Mau apa kamu datang kemari?”
IBU MUDA    : “Mbak? Mbak tidak perlu takut sama saya. Saya tidak punya niat buruk sama mbak?”
ROSA        : “Lalu”
IBU MUDA    : “Ayo kita ngoborl di sana biar lebih enak. Biar bayi mbak tenang. Ayo mbak ikut saya?”
      Pindah ke suatu tempat
IBU MUDA    : “Mbak… saya ini sudah lama menikah, akan tetapi saya belum juga dapat momongan. Jadi…”
ROSA        : (Rosa membantah)“Tidak mau! Sjangan mengambil anakku!?
IBU MUDA    : “Saya tidak mengambil? Saya hanya mau mengadopsi? Kalau mbak mau, mbak juga bias tinggal di rumah saya.
ROSA        : “ Tidak mau! Saya ini masih mampu! Saya masih bias membesarkan anak saya! Lebih baik kamu pergi dan jangan dekati anak saya!”
IBU MUDA    : “Mbak… niat saya baik mbak?”
ROSA        : “Pergi!”

Ibu muda menginggalkan Rosa, namun mencoba kembali lagi

IBU MUDA    : “Niat saya baik mbak?”
ROSA        : “Pergi saya bilang!”

      Rosa sangat terpukul dengan kondisi tersebut. Rosa menangis histeris. Dengan memluk erat anaknya dengan penuh kasihsayang.

“Ibu tidak gila nak…? Ibu tidak gila. (mecium anaknya) Ibu tidak gila. Ibu hanya ingin membesarkanmu sendiri. Ibu ini masih mampu. Ibu masihmampu Suci… Suci… hari ini ibu berjanji, akan menjadikanmu macan,(lebih tegas) ibu berjanji akan menjadikanmu macan!dan tuntutlah balas kelakuan kakekmu nak? (suara rendah) dengan prestasimu, dengan kepandaianmu, dan dengan seluruh kemampuanmu.kau macan ibu nak? Kau macan ibu…”
Mama rosa datng menemukan Rosa.
MAMA        : “Rosa? ”
ROSA        : “Mama… mama…? (menghampiri) Mama maafkan Rosa ma? Maafkan Rosa?”

      Muncul juga beberapa penari ledek yang mengibaratkan mimpi atau harapan akan kembali jayanya tari ledek pada masa datang.

MAMA        : “Tidak ada yang perlu disalahkan nak? Rosa… mari kita akhiri semua ini nak? Biarkan anakmu ini menjadi yang terakhir dari para penari penari ledek. Kamu yang akan merubah citra ledek. Pengalamanmu adalah yang paling berharga. Lanjutkan langkahmu nak. Mama akan selalu ada di belakang mu. Mulai sekarng jangan kau sesali apa yang sudah terjadi. Kita awali lagi hidup bahagia. Bersama Mama dan anakmu ini.”

(Mama mengangkat kepala Rosa)

MAMA        : “Rosa…?”
ROSA        : “Mama”
      Keduanya saling berpelukan dan saling meminta maaf.
S E L E S A I

0 komentar:

Posting Komentar